Sebagai sebuah musik, Forgotten lahir di tangan lima
orang wakil generasi terbaik Ujungberung era 90-an: Addy Gembel
(vokal), Ferly (gitar), Toteng (gitar), Kardun (bass), dan Kudung
(drum). Tapi, Forgotten bukan sekadar musik. Ia telah menjelma jadi ikon
ideologi pembebasan. Tak heran bila musik metal ala Forgotteon bukan
hanya bising, kencang, dan ganas. Tapi sekaligus juga sanggup menyulut
keberanian untuk berkata tidak terhadap nilai-nilai kolot yang
mengungkung kebebasan.
Dibentuk pada 1994, tiga tahun kemudian Forgotten memulai propanda
penuh kontroversi melalui album perdana bernama Future Syndrome. Album
yang berisi enam lagu ini direkam di Studio Palapa dan juga dirilis
menggunakan label Palapa Records. Perederan Future Syndrome sanggup
menembus Asia dan Eropa. Di Eropa, album ini dirilis oleh Morbid
Records.
Maret 1998, Forgotten menghentak benak khalayak dengan dua lagu yang
dikemas dalam promo tape bertajuk Obsesi Mati. Promo tape ini dirilis
Rock Records, sekaligus penanda akhir kebersamaan Ferly. Sang gitaris
memutuskan untuk undur diri.
Awal 2000, mereka mulai menggarap album kedua di Studio 40.1.24. Di
bawah label Extreme Soul Production, sepuluh lagu mereka kemas dalam
Obsesi Mati. Sekali lagi, mereka harus kehilangan personel yang sejak
awal menggawangi lahirnya Forgotten. Kali ini drumer Kudung memilih
cabut dari band. Sebagai gantinya mereka minta bantuan Abah Andris dari
Disinfected.
Tepat setahun berselang, Juli 2001, Forgotten menggadang proyek penuh
kontroversi bertitel Tuhan Telah Mati di bawah label Rock Records.
Rilisan ini bukan hanya melambungkan nama Forgotten sebagai penyuguh
metal berkualitas, tapi juga mengukuhkan sang vokalis Addy Gembel
sebagai ikon penyuara kebebasan berpikir dan berekspresi. Sayang, untuk
kali ketiga, Forgotten harus kembali kehilangan personel asli. Mei 2002,
Kardun angkat kaki dan Dikky (Post Mortem) untuk sementara
menggantikannya.
Album Tiga Angka Enam yang diliris di bawah label Rottrevore Records
pada Maret 2003 jadi simbol akhir kebersamaan Abah Andris. Namun,
percayalah Forgotten tidak akan berhenti menawarkan kontroversi. Sebab,
seperti diutarakan Addy Gembel, mereka akan terus menyuarakan dan
menggugat segala bentuk wacana yang dianggap mapan, termasuk di dalamnya
perkara tentang tuhan, surga, neraka, pahala, dosa, setan, dunia, dan
akhirat.
Satu hal yang membuat Forgotten selalu berbeda dengan band kebanyakan
adalah atensi terhadap pentingnya sikap dalam bermusik. Tapi, ketika
disodori pertanyaan seperti apakah model attitude yang diusung
Forgotten, Addy Gembel menjawab seperti ini: “Dengarkan lagu kami pada
posisi volume 6 (lebih bagus jika ditemani sebotol bir dingin!), baca
dan resapi liriknya, tonton konsernya, lalu rock your hate and roll your
pain, ‘coz you’re the fuckin’ rules….”
0 comments:
Post a Comment